DARI PERTEMUAN PUNCAK KELUARGA BERENCANA di LONDON.
Sebuah komitmen mendukung transformasi kehidupan perempuan melalui akses yang lebih baik dalam Keluarga Berencana (KB). Pada tanggal 11 Juli 2012 Pemerintah Inggris, didukung oleh Bill & Melinda Gates Foundation menjadi tuan rumah dari perhelatan puncak Keluarga Berencana guna menyiapkan informasi kontrasepsi dan pelayanan bagi tambahan 120 juta perempuan di bagian negara miskin sampai dengan tahun 2020.
FP Summit mengajak peningkatan komitmen dan sumber daya / dana untuk merubah nasib perempuan dan gadis remaja dalam menyelamatkan nyawa dan membantu peningkatan mutu keluarga, masyarakat dan bangsa agar keluar dari kemiskinan.
Sekaranglah waktunya bagi negara berkembang, lembaga donor, sektor swasta untuk bersama-sama membantu perempuan termiskin di dunia. Setiap orang berkontribusi untuk perubahan yang kita dambakan.
Menyiapkan alat kontrasesi / keluarga berencana bagi tambahan 120 juta perempuan di belahan dunia termiskin dan masyarakat dunia sekaligus juga memastikan keberlanjutan sekitar 260 juta perempuan yang saat ini sedang memakai kontrasepsi agar pada tahun 2020 sekitar 380 juta perempuan di negara sedang berkembang dapat menikmati informasi dan pelayanan kontrasepsi sehingga mereka dapat merencanakan keluarga mereka dengan lebih baik.
Penelitian menunjukkan, bila perempuan mempunyai cara untuk menjarangkan kelahiran dengan dua tahun, kematian balita turun dengan 13 %; bila jarak kelahiran 3 tahun kematian balita turun 25 %.
PESAN KUNCI:
- Lebih dari 200 juta perempuan di negara sedang berkembang yang ingin menjarangkan atau mencegah kehamilan tidak mempunyai akses kepada metoda kontrasepsi modern.
- Menghindarkan kehamilan yang tidak diinginkan dan menurunkan jumlah persalinan dan aborsi yang tidak aman.
- Setiap dua menit di dunia seorang ibu meninggal karena komplikasi yang terkait kehamilan dan sebagian terbesar (99 %) terjadi di negara sedang berkembang. Inilah akar ketidak adilan terbesar dalam kesehatan di dunia – Kematian sia sia ibu, saat membawa kehidupan baru ke dunia. Di Indonesia, setiap tahun sekitar 15.000 perempuan meninggal karena komplikasi kehamilan, persalinan, nifas.
- Di negara sedang berkembang tersebut. Kontra sepsi sering tidak tersedia saat perempuan memerlukannya; banyak rumah sakit umum dan poliklinik kehabisan stok kontrasepsi suntik selama 60% dari hari hari dalam setahun atau selama sekitar 226 hari.
- Lebih dari seperempat anak perempuan di negara sub Saharan Afrika drop out dari sekolah karena mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.