FP Ubaya Dan PPI: Penguatan Kapasitas Perempuan Di Tengah Pandemi

KOMPAS.com – Perempuan memiliki peran kunci di tengah pandemi karena seluruh aktivitas menjadikan rumah sebagai pusat belajar hingga bekerja. Namun yang terjadi justru peran perempuan terabaikan di saat ranah domestik menjadi sentra kehidupan. Isu ini mengemuka dalam webinar nasional hasil kolaborasi Pita Putih Indonesia, Kelompok Study Gender dan Kesehatan (KSGK) Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya), Asosiasi Pusat Studi Wanita/Gender dan Anak Indonesia, Forum Penakib (Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi) Jawa Timur pada 17 Juni 2020. 

Webinar menghadirkan beberapa pembicara, yakni; Triwijati dari (Fakultas Psikologi Ubaya), Giwo Rubianto (Ketua Umum Pita Putih Indonesia), dr Mohammad Suhargono SpOG (Forum Penakib) dan Prof. Emy Susanti (ASWGI) selaku moderator. Tantangan budaya patriarki Triwijati dari FP Ubaya menyampaikan pelanggaran kekerasan terhadap perempuan dan juga anak dalam masa pandemi Covid-19 masih terjadi. 

Hal ini, menurut Triwijati berakibat pada kesehatan fisik dan kesehatan jiwa. Gangguan kesehatan fisik di antaranya; cidera, keluhan somatik, sindroma nyeri kronis, gangguan pencernaan, obesitas, hingga cacat permanen. Termasuk di dalamnya kesehatan reproduksi seperti; kehamilan tidak diinginkan, keguguran serta komplikasi kehamilan. Sedangkan dampak kekerasan perempuan dari sisi kesehatan jiwa dapat berdampak pada depresi, kecemasan, fobia, gangguan makan, rendah diri, hingga bunuh diri.

 “Kesehatan reproduksi tidak pernah bisa dilepaskan dari persoalan penghargaan, perlindungan diri, dan pemenuhan hak atas hidup, bebas dari penyiksaan, sehat dan privasi. Dan ini menjadi kewajiban negara,” tegas Triwijati. 

Triwijati menambahkan, “pelanggaran hak kesehatan dan seksualitas perempuan berakar dalam nilai-nilai sosial yang berkaitan dengan seksualitas perempuan di antaranya konsep-konsep partriarki.” 

Peran perempuan di tengah pandemi Sementar itu, Giwo Rubianto, Ketua Umum Pita Putih Indonesia menyampaikan peran perempuan dalam masa pandemi Covid-19 menjadi lebih penting mengingat seluruh kegiatan menjadi terpusat di rumah. “Perempuan mengerjakan multitasking; menjadi guru untuk anak-anak di rumah, menyiapkan kebutuhan suami yang bekerja di rumah, hingga mengerjakan pekerjaan domestik (rumah tangga),” jelas Giwo. 

Perempuan juga menjadi sumber terdepan yang menyerap beragam informasi terkait wabah corona, bahkan termasuk menyaring berita dan informasi hoaks yang banyak dijumpai selama pandemi global ini. Meski perempuan memegang peran penting, Giwo menyayangkan Pemerintah yang kurang melibatkan dan menguatkan peran perempuan di masa pandemi global ini. 

“Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak tidak masuk dalam Gugus Tugas, padahal peran perempuan sangat penting di masa wabah covid-19,” ujarnya. 

Giwo berharap fokus pemerintah untuk melakukan stimulasi ekonomi tidak menghentikan upaya penguatan kapasitas SDM, termasuk perempuan.

 “Hal ini sejalan dengan apa yang menjadi fokus pembangunan Presiden Joko Widodo di periode kedua pemerintahnya yakni pembangunan SDM Indonesia Unggul,” tutup Giwo. 

Sumber: kompas.com: http://ubaya.ac.id/2018/content/news_detail/2972/FP-Ubaya-and-PPI–Strengthening-the-Role-of-Women-in-the-Middle-of-the-Pandemic.html