REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Aliansi Pita Putih Indonesia menandatangani Naskah Kesepakatan bersama dengan Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN). Kedua pihak menjalin kerja sama tentang Pengembangan, Peningkatan, Penggerakan, Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat untuk Keselamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir dalam Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.
Ketua Umum APPI Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan kerja sama ini memiliki misi yang cukup komprehensif dalam mendukung kebijakan Pemerintah dibidang kependudukan dan pembangunan kesehatan. “Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI) perlu mendapatkan kesempatan untuk membuat kesepakatan bersama BKKBN,” ujar dia melalui keterangan tertulisnya.
Kerja sama itu diteken Rabu (20/9) lalu. Melalui kemitraan ini, Giwo mengatakan, kedua pihak bisa menyinergikan program, kegiatan serta fungsi para pihak dalam peningkatan pelaksanaan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta Program keselamatan, kesehatan ibu hamil. Juga program melahirkan, nifas, bayi baru lahir dan anak untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.
“Ruang lingkupnya meliputi advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), sosialisasi, promosi dan konseling, serta peningkatan kompetensi SDM,” kata Giwo.
Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI) yang dibentuk pada 1999 dan direvitalisasi pada 2002 merupakan organisasi kemasyarakatan nonprofit dan nonpolitis. APPI mempunyai visi mewujudkan keselamatan dan kesejahteraan ibu hamil, melahirkan dan nifas dan Bayi Baru Lahir (KIBBLA). Dengan misi strategis, salah satunya yakni meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya-upaya KIBBLA dan mempromosikan Keluarga Berencana.
Giwo menyatakan keberhasilan program kependudukan dan pembangunan di Indonesia tidak saja bermanfaat bagi kepentingan nasional namun berdampak positif pula pada kondisi kependudukan global. Hasil Sensus Penduduk 2010 semakin jelas menunjukkan pertambahan dan pertumbuhan penduduk di Indonesia meningkat. Untuk Indonesia, selama 10 tahun terakhir, jumlah penduduk bertambah 32,5 juta jiwa, dan rata-rata pertumbuhan 1,49 persen.
Apabila laju pertambahan penduduk masih 1,49 persen seperti sekarang, maka jumlah penduduk Indonesia pada 2045 menjadi 450 juta jiwa. Hal ini berarti, 1 dari 20 penduduk dunia adalah orang Indonesia. “Pengelolaan pertumbuhan penduduk merupakan persoalan yang mendasar dalam program kependudukan dan pembangunan di Indonesia, disamping persoalan kependudukan lainnya seperti kualitas penduduk, kesehatan, pendidikan, serta migrasi,” ujar dia menjelaskan.